Selainitu, rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palembang periode 1964-1966 tersebut juga aktif dalam Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). KH Ibrahim Hosen lahir pada 1 Januari 1917 di Tanjung Agung, Bengkulu. Dia dibesarkan oleh keluarga yang tidak hanya berdarah ningrat, tetapi juga alim agama Islam. Diketahui istri Ruslan, Erna Yudhiana (44) meninggal dunia, Jumat (25/9/2020). Saat itu Ruslan juga sempat meminta izin untuk melayat. Pendeta Saifuddin Ibrahim Terancam Dihukum 6 Tahun Penjara. Polri Akan Terbitkan Red Notice untuk Pendeta Saifuddin Ibrahim, Diduga Berada di AS. Dalampernyataannya, Pendeta Saifuddin Ibrahim juga mengaku sering bertemu Menag Yaqut. Hal ini dibantah tegas oleh Kementerian Agama. "Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim," ujar Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Thobib Al Asyhar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (17/3/2022). Blora- . Pendeta Saifuddin Ibrahim telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama terlacak berada di Amerika Serikat (AS). Kabareskrim Komjen Agus Andrianto mengatakan akan melakukan upaya untuk P to P atau Police to Police atau meminta bantuan ke Federal Bureau of Investigation (FBI). "Menurut data perlintasan, mereka (Pendeta Saifuddin Ibrahim) ke Amerika," ujar Agus kepada Jakarta-. Komisi VIII DPR berharap Pendeta Saifuddin Ibrahim ditindak tegas karena meminta 300 ayat Al-Qur'an dihapus. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menilai ucapan Pendeta dR0J. - Berikut ini profil Pendeta Saifuddin Ibrahim, sosok yang membuat gaduh setelah pernyataannya soal radikalisme dan usulan menghapus 300 ayat Alquran. Pendeta Saifuddin Ibrahim menjadi sorotan setelah pernyataanya dalam sebuah akun YouTube yang dianggap melecehkan agama Islam. Dalam video tersebut, Pendeta Saifuddin Ibrahim menyinggung soal masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta meminta agar 300 ayat Alquran. Profil Pendeta Saifuddin Ibrahim Lantas, siapakah Pendeta Saifuddin Ibrahim? Dikutip dari akun YouTubenya, Saifuddin Ibrahim lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat pada 26 Oktober 1965. Baca juga Kemenag Pastikan Menteri Agama Tidak Pernah Bertemu Pendeta Saifuddin Ibrahim Ia memiliki nama lain Abraham Ben Moses. Saifuddin Ibrahim lahir di keluarga muslim hingga akhirnya pindah keyakinan. Ayahnya berprofesi sebagai guru. Pendeta Saifuddin Ibrahim Youtube Saifuddin Ibrahim Setelah lulus dari SMA di Bima, Saifuddin melanjutkan kuliah di Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS. Ia mengambil jurusan Perbandingan Agama. Selepas dari UMS, Saifuddin Ibrahim mengajar di Pesantren Darul Arqom Sawangan Depok, Jawa Barat. Lalu pada 1999 ia mengajar di NII Al Zaytun Panji Gumilang di Indramayu. Pada 5 Desember 2017, ia ditangkap dan didakwa atas ujaran kebenciaan karena menghina Nabi Muhammad SAW. PALEMBANG-Saefudin Ali 60 tahun, langsung menarik napas panjang saat mendapat kabar pemerintah Indonesia membatalkan keberangkatan haji tahun 2020. Betapa tidak, warga kelurahan 3 Ilir Palembang ini telah menunggu selama 10 tahun. Ia tberharap bisa segera menginjakkan kaki di tanah suci. "Sebenarnya sudah dikasih tahu sama pihak travel, kita disuruh nunggu keputusan dari pemerintah. Tapi tetap saja saya pribadi berharap bisa segera berangkat haji tahun ini," ujarnya saat diwawancarai Selasa 2/6/2020. Kesedihan pria paruh baya yang kerap disapa Udin ini juga dikarenakan ia teringat pada almarhumah sang istri yang meninggal dunia sekitar 4 tahun lalu. Udin bercerita, semasa hidup istrinya begitu ingin beribadah ke tanah suci. Apalagi semasa muda, mereka mencari nafkah untuk menghidupi 4 orang anaknya dengan cara berdagang kopi dan gorengan di pasar pagi Lemabang. Pekerjaan itu terus dilakukan kurang hingga anak-anaknya mulai ketiganya tamat SMA. "Setelah itu mereka mulai cari kerja, Alhamdulillah pekerjaannya lumayan bagus. Mereka yang sekarang menafkahi masa tua saya termasuk dengan memberangkatkan haji." "Tapi istri saya lebih dulu dipanggil Tuhan. Jadi hanya saya yang berangkat," ujarnya. Dalam mempersiapkan rencana keberangkatan hajinya, Udin juga sudah melakukan manasik haji sekitar 5 kali. Ada yang dilakukan oleh travel namun ada juga yang dilakukan atas inisiatifnya sendiri. "Ya kalau ditunda tahun ini, mau tidak mau berangkatnya tahun depan. Semoga saja nanti tidak ada lagi halangan," ujarnya. Udin tak sendiri, ada calon jemaah haji di Sumsel yang batal berangkat di tahun ini. - Nama Pendeta Saifuddin Ibrahim menjadi perbincangan warganet kembali. Kali ini Pendeta Saifuddin Ibrahim membahas ciri-ciri fisik 72 bidadari di surga. Sebelumnya, Pendeta Saifuddin juga menjadi perbincangkan usai meminta Menteri Agama Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran. Apa saja kontroversi pendeta Saifudin Ibrahim? Ternyata Pendeta Saifuddin dikenal dengan beberapa kontroversi. Bahkan dirinya pernah membuat heboh masyarakat dan dipenjara karena kasus penistaan agama. Simak berikut sederet kontroversi pendeta Saifuddin Ibrahim. Kontroversi Pendeta Saifuddin Ibrahim Ada sederet kontroversi pendeta Saifuddin Ibrahim, telah merangkum beberapa kontroversi yang membuat publik gempar. Baca Juga Ajaran-Ajaran Nyeleneh Ponpes Al Zaytun Ragukan Al Quran, Tak Percaya Allah Bisa Bahasa Arab 1. Menghina Nabi Muhammad Pada 12 November 2017, Pendeta Saifuddin pernah membuat sebuah unggahan di akun Facebook yang menyatakan Allah SWT adalah delusi. Ternyata tidak hanya itu, Saifuddin mengatakan bahwa Allah SWT merupakan teman sebaya Nabi Muhammad SAW. Dengan pernyataannya ini, Saifuddin kemudian ditangkap atas tuduhan penistaan agama dan menjalani hukuman empat tahun penjara dan denda Rp 50 juta. 2. Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus Kontroversi terbaru, Pendeta Saifuddin membuat ramai warganet usai meminta Menteri Agama Menag Yaqut untuk menghapus 300 ayat di Al-Quran. Menurutnya kitab suci umat Islam itulah yang memicu intoleran dan radikalisme yang menyebabkan perpecahan umat beragama. Baca Juga Nadiem Makarim Dihujat Gegara Kasih Beasiswa Putri Ariani Urus Dulu Gaji Guru! “Karena ayat yang 300 itu boleh menghabisi orang Kristen, boleh menghabisi orang kafir, boleh mematikan orang non muslim,” ucapnya. Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses. Foto Facebook/Saifuddin IbrahimBareskrim Polri melakukan kerja sama dengan sejumlah instansi untuk melacak keberadaan pendeta bernama Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses terkait ucapannya yang meminta 300 ayat Al-Quran dihapus dan pesantren merupakan sarang Saifuddin kini diduga berada di Amerika Serikat."Dari hasil penyelidikan diperoleh informasi bahwa Saudara Saifuddin Ibrahim saat ini berada di luar negeri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jumat 18/3.Selain itu, Dedi mengatakan, pihaknya juga akan melakukan koordinasi di dalam negeri melalui Kementerian Luar Negeri dan Direktorat Jenderal Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Kemenkumham."Melakukan koordinasi dengan Ditjen Imigrasi Kemenkumham dan Kemenlu terkait dugaan keberadaan saudara SI di Amerika Serikat," kata mengungkapkan, saat ini penyidik akan berkoordinasi dengan atase di Biro Investigasi Federal FBI/The Federal Bureau of Investigation terkait hal tersebut.“Melakukan koordinasi dengan Legal Attache FBI,” tersebut berdasarkan pada laporan polisi Nomor LP/B/0133/III/2022/SPKT Bareskrim Polri tanggal 18 Maret 2022 dengan pelapor bernama Rieke Vera dipersangkakan dengan melanggar Pasal 45A ayat 2 Jo Pasal 28 Ayat 2 UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 Tentang ITE dan/atau Pasal 156 KUHP dan/atau Pasal 156a KUHP dan/atau Pasal 14 ayat 1, ayat 2 dan/ atau Pasal 15 UU No. 1 tahun 1946 tentang Peraturan hukum eks kontrakan Saifuddin Ibrahim di Gang Jamblang, RT 01/04 Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Foto Dok. IstimewaSosok Saifuddin Ibrahim TemperamentalSaifuddin Ibrahim atau Abraham Ben Moses atau Abraham Moses pernah terjerat kasus penodaan agama pada 2017. Kala itu ia ditangkap jajaran Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri di Tangerang, Banten, usai menyebarkan kebencian yang menyudutkan agama kasus itu PN Tangerang memvonisnya 4 tahun penjara dan denda Rp 50 diwawancara kumparan tahun 2017, salah seorang rekan Saifuddin, Tony Rosyid, mengatakan Saifuddin merupakan pria asal Bima, NTB. Dia memiliki istri pertama yang sudah meninggal dunia, berasal dari daerah yang sama dengan Tony, yakni Rembang, Jawa memiliki 3 anak dari istri pertama. Si sulung sudah menikah, sedangkan 2 lainnya dibiayai oleh pria pendiri Komunitas Tangan Di Atas TDA, Haji Alay, untuk bersekolah di terkenal terkenal dengan sikap temperamentalnya."Dia memang kurang menjaga tata krama pergaulan, terutama ada dendam dengan Islam sebagai agama masa lalunya sehingga dia ungkapkan dengan ngawur tanpa dia kontrol," kata Tony pada Kamis, 7 Desember Tony, Saifuddin mengaku pernah menjadi guru di yayasan pendidikan Islam Al-Zaytun dan Muhammadiyah Sawangan, Depok. Maka tak heran jika kemampuan bahasa Arabnya cukup bagus. Dia kemudian berpindah agama dari Islam ke Kristen."Saya kenal beliau sekitar 5 tahun yang lalu dan kondisinya sudah temperamen begitu. Dia sering salah mengutip ayat Al-Quran, pernah mengaku sebagai kiai, membicarakan pernikahan poligami Nabi, tapi itu kacau semua," kata Tony, Saifuddin atau Abraham kerap emosional hingga pernah bertengkar fisik dengan peserta diskusi. Bahkan Saifuddin pernah diusir dari diskusi karena tindakannya tersebut."Waktu debat di Cawang, dia pernah saya usir karena debatnya ngaco dan keluar dari tema. Dia memang sangat temperamental, baik saat bertemu langsung maupun tidak langsung," ujar Tony. JAKARTA – Saifuddin Ibrahim adalah seorang pendeta yang lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat pada 26 Oktober 1965. Ia memiliki nama lain Abraham Ben Moses. Setelah lulus dari SMA di Bima, Saifuddin Ibrahim melanjutkan kuliah di Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS. Ia mengambil jurusan Perbandingan Agama. Selepas dari UMS, Saifuddin Ibrahim mengajar di Pesantren Darul Arqom Sawangan Depok, Jawa Barat. Lalu pada 1999 Saifuddin Ibrahim mengajar di NII Al Zaytun Panji Gumilang di Indramayu. Lalu mengajar di Ponpes Al-Zaytun yang bertempat di Haurgeulis Indramayu di bawah asuhan Syaikh AS Panji Gumilang 1999. Tahun 2006, Saifuddin Ibrahim kemudian memeluk agama Kristen. Setelahnya, ia bertekad menjadi penginjil dan hamba Tuhan di Adonai Yeshua Hamashiach. Dalam video di kanal YouTube Kesaksian Segala Bangsa, dengan judul “Mengapa Saya Tinggalkan Agamaku”, Saifuddin Ibrahim bercerita bahwa keputusannya masuk Kristen adalah kemurahan Tuhan. Credit Image YTSaifuddin Ibrahim Walau Saifuddin Ibrahim harus menanggung sejumlah konsekuensi, di antaranya bercerai dengan istri dan kehilangan beberapa aset. Saifuddin Ibrahim juga menegaskan alasannya memilih Kristen adalah karena dalam agama Kristen tidak diajarkan membunuh siapa pun, sedangkan menurutnya, dalam Alquran diajarkan membunuh musuh-musuh di luar Islam. Hanya Saifuddin Ibrahim sendiri dalam keluarganya yang berpindah agama. Istri dan anaknya tetap teguh berpegang dalam ajaran Islam, dan tak berapa lama, meninggal sebagai pemeluk Islam yang taat. Permintaannya yang viral meminta Menag menghapus 300 Ayat dalam Alquran berbuntut panjang, meski begitu, Saifuddin Ibrahim mengaku dalam video youtubenya melakukan “ini” demi membela orang-orang minoritas. Pendeta Saifuddin Ibrahim mengatakan alasan permintaan itu karena terdapat 300 ayat di Al-Qur’an yang ia sebut itu dapat memicu sikap intoleran, sikap radikal, hingga membenci orang lain yang berbeda agama. Aksinya itu direspon dengan tegas oleh Menko Polhukam Mahfud Md, Mahfud Md menjelaskan bahwa aksi yang telah dilakukan oleh Pendeta Saifuddin Ibrahim telah membuat gaduh antarumat. Mahfud lantas menyinggung Undang-Undang UU Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama telah diperbarui menjadi UU No 5 Tahun 1969. Mahfud Md mengatakan UU tersebut bisa dijadikan sebagai dasar untuk memproses Saifuddin lantaran dalam ajaran pokok Islam, ayat Alquran sebanyak tidak boleh ada yang dikurangi.

istri saifuddin ibrahim meninggal